Selamat datang di website resmi Desa Sukojember Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember Jawa Timur

TOPOGRAFI DAN DEMOGRAFI

Desa Sukojember merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Desa Sukojember memiliki luas administrasi kurang lebih 600 Ha dan terdiri dari 7 (tujuh) dusun, yaitu :

1.  Dusun Cangkring
2.  Dusun Tegal Batu I
3.  Dusun Tegal Batu II
4.  Dusun Krajan Barat
5.  Dusun Krajan Timur
6.  Dusun Leces I
7.  Dusun Leces II

Secara geografis Desa Sukojember berada pada daerah perbukitan/pegunungan, dengan ketinggian antara 200 - 450 m di atas permukaan laut dan terletak pada kordinat -8.059997 Lintang Utara dan 113.768675 Bujur Timur. Orbitasi atau jarak desa ke Ibukota Kecamatan kurang lebih 1,5 km yang bisa ditempuh dalam waktu 5-10 menit menggunakan kendaraan bermotor. Sedangkan jarak menuju Ibukota Kabupaten kurang lebih 15 km dengan waktu tempuh rata-rata 25-30 menit.

Adapun batas-batas Desa Sukojember adalah sebagai berikut :

a.  Sebelah Utara : Desa Suger Kidul
b.  Sebelah Timur : Desa Sukowiryo
c.  Sebelah Selatan : Desa Jelbuk

d.  Sebelah Barat : Desa Sucopangepok 

Jumlah penduduk desa Sukojember pada akhir tahun 2020 tercatat sebanyak 6828 jiwa yang terdiri dari 3277 orang laki-laki dan 3551 orang perempuan yang tergabung dalam 2331 Kepala Keluarga (KK).

Untuk penyebaran penduduk terbanyak berada di Dusun Krajan Barat. Sebaran penduduk per wilayah dusun bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

NO NAMA DUSUN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KK KETERANGAN
L P TOTAL
1 Dusun Cangkring 536 442 978 327
2 Dusun Tegal Batu I 257 347 604 185
3 Dusun Tegal Batu II 298 237 535 177
4 Dusun Krajan Barat 1088 1286 2374 625
5 Dusun Krajan Timur 502 477 979 427
6 Dusun Leces I 360 469 829 425
7 Dusun Leces II 236 293 529 268
JUMLAH 3277 3551 6828 2331

SOSIAL BUDAYA

Mayoritas masyarakat desa Sukojember beretnis Madura dan beragama Islam. Mereka menggunakan bahasa Madura dalam interaksi keseharian mereka, meskipun ada sebagian kecil yang berbahasa Jawa. Hal itu tak lepas dari kejadian masa lampau saat terjadinya migrasi penduduk Madura ke pulau Jawa khususnya Jawa Timur, yang dimulai dari akhir abad ke-19 sampai dengan awal abad ke-20 .

Karakteristik tanah di pulau Madura yang kurang subur serta laju pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi serta meningkatnya angka pengangguran di Pulau Madura, terutama di bagian timur. Seiring dengan hal ini, wilayah ujung timur pulau Jawa yang juga dikenal dengan julukan Tapal Kuda (Pasuruan (bagian timur), Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi) justru tengah mengalami peningkatan perekonomian dari pertumbuhan proyek-proyek perkebunan yang dibangun oleh pemerintah Hindia-Belanda. Kurangnya jumlah penduduk yang ada di wilayah timur pulau Jawa menjadi kendala dalam mengelola perkebunan, sehingga pemerintah kolonial mendatangkan tenaga kerja dari Madura dan memberi mereka peluang untuk membuka dan memiliki petak tanah hutan.

Pembukaan perkebunan di Jember dan Besuki serta keberhasilan orang-orang Madura di wilayah tersebut dengan cepat tersebar di masyarakat Madura. Berita bahwa "Siapa saja boleh membuka hutan di Jember dengan syarat sebagian tanahnya mesti ditanami tanaman perdagangan, terutama tembakau." ini menarik minat orang Madura bermigrasi ke wilayah Tapal Kuda untuk mencari penghasilan, baik sebagai buruh musiman maupun yang membuka hutan dan menetap. (sumber)

0 komentar:

Posting Komentar